Langsung ke konten utama

MATERI MENERAPKAN PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH

KD 3.6 MENERAPKAN PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH

A. Tujuan
Dengan disediakan alat dan bahan yang memadai peserta didik mampu mengelola kesuburan tanah tanaman perkebunan  sesuai persyaratan teknis dengan dilakukan secara teliti dan tanggungjawab.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis unsur hara dengan teliti
2. Memelihara  kesuburan tanah dan konservasi tanah dengan cermat

C. Uraiam Materi
1. Menganalisis unsur hara
a. Mengambil Sampel untuk Analisa Tanah dan Daun
Tujuan analisis sebidang tanah yang digunakan untuk kepentingan pertanian khususnya budidaya tanaman perlu mendapatkan perhatian yang seksama agar tanaman budidaya itu berhasil dengan baik, tanaman apa yang cocok, kandungan bahan-bahan mineral pada tanah apakah mencukupi atau masih terdapat kekurangan, atau ada diantara bahan-bahan yang terkandung itu mengandung racun, sehingga tanaman akan mati, selain itu apakah tanah terlalu masam atau basa.  Dengan memanfaatkan teknologi pertanian kita dapat melakukan analisis terhadap tanah untuk selanjutnya mendiagnosa tanaman apa yang cocok dikembangkan pada tanah tersebut atau memberikan unsur hara apa supaya keberadaannya tersedia dan mencukupi untuk tanaman yang kita tanam melalui pemupukan.  Selain analisis tanah harus dilengkapi pula dengan analisis jaringan tanaman yang digunakan/ditujukan untuk diagnosa kebutuhan hara suatu tanaman, pada masing-masing saat selama pertumbuhannya yang akan berpengaruh terhadap hasil.



Mengambil contoh tanah dan jaringan tanaman
Hasil analisis tanah yang dapat diperoleh akan sangat tergantung dari beberapa fakor antara lain dari cara pengambilan serta pengerjan contoh-contoh tanah yang dianalisis tersebut. 
Contoh tanah yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya memperhatikan persyaratan-persyaratan berikut :
1. Dengan memperhatikan perbedaan-perbedaar tofografi, sifat atau watak tanah, warna tanah dan perbedaan-perbedaan lain yang menimbulkan kelainan.

2. Merupakan contoh tanah individual, yang banyaknya tergantung dari keadaan lokasi yang dalam hal ini :
a. Kalau tanahnya homogen sebaiknya diambil 5 sampai 20 contoh tanah.
b. Contoh-contoh tanah individual ini selanjutkanya dikumpulkan dan dicampur secara merata.
c. Kalau tanah homogen itu luas,  contohnya supaya diambil dari 2-5 ha.

3. Tidak mengambil contoh tanah dari sekitar perumahan, jalan, selokan, tanah bekas pembakaran, dan bekas timbunan pupuk.

Dengan memperhatikan ketiga persyaratan tersebut di atas, analisis yang kita lakukan dapat diharapkan memberikan hasil yang baik.  Dengan hasil analisis yang diperoleh dapat ditafsir tentang status unsur hara yang terkandung dalam tanah, sifat tanah dan tinakan yang diperlukan untuk mengatasi gejala defisiensinya. 

Cara pengambilan sampel tanah  :

Apabila kita telah mendapatkan tanah yang memenuhi syarat di atas, haruslah kita memperhatikan pula cara-cara pengambilan contoh tanah tersebu dari tanah tadi.  Cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Pertama-tama kita harus memperhatikan tentang kebersihan permukaan tanahnya, apabila telah terbebas dari tanaman, dedaunan, sisa tanaman dan kotoran lainnya, baru setelah benar-benar bersih kita lakukan pengambilan.

b. Contoh tanah individual diambil dengan menggunakan alat bor tanah, tabung hoffer, cangkul atau sekop dari bagian/lapisan tanah sedalam 10-20 cm.

c. Contoh-contoh tanah individual (5-20 contoh) selanjutnya dicampur sehinga merata, bawa ke tempat yang teduh untuk ditebarkan agar menjadi kering udara.

d. Banyaknya tanah kering udara yang diperlukan untuk suatu contoh adalah sekitar 500 – 1000 gram, kemudian diberi petunjuk (label) dari mana tanah itu diamil, letak dan tinggi tempat, jenis tanaman yang ada dan akan dianam, pemberian pupuk yang biasa dilakkan, warna tanah, dan penjelasan-penjelasan lain yan bersifat khusus yang mungkin diperlukan. 

Cara pengambilan sampel daun :

Cara-cara pengambilan sampel daun untuk pedoman pemupukan sangat tergantung pada jenis tanaman,  antara lain sebagai beriku :

a. Tanaman Teh (Camellia Sinensis)
Bagian tanaman ini yang dapat dijadikan sampel bagi kepentingan analisis dan diagnosa yang hasilnya dapat dijadikan pedoman pemupukan yaitu; bagian folium, terutama daun muda kedua dan ujung tunas yang tumbuh dari bagian yang telah terpetik, pilih tanamannya yang tumbuh di bedengan/larikan bagian dalam, pengambilannya supaya dilakkan 8 minggu setelah masa petik. Kumpulkan daun pertama yang normal yang tertinggal di tunas. Pengambilan contoh supaya dilakukan dari tanaman yan tumbuh pada petak pertanaman yang tetap dan mewakili petek-petak lainnya, luas petak terpilih sekitar 1 acre atau lebih.  Dapat juga diambil dari tanaman-tanaman yang tumbuh dengan baik di sepanjang diogonal pola (x) atau dari tanaman-tanaman yang tumbuh di sepanjang jajaran sebanyak 5-10% jumlah tanaman (jumlah hendaknya tidak kurang dari 25 tanaman).


b. Tanaman Kelapa (Cocos nucifera)
Dari tanaman kelapa ini  bagian yang diperlukan untuk analisis yaitu dua malai daun (pinnae) di kiri dan kanan tandan bunga dari tanaman sampai 4 tahun yaitu daun pertama dari malai yang baru saja terbuka, kemudian dari tanaman berumur 5-7 tahun (daun kesembilan) dan dari pohon yang lebih tua (daun keempat belas). Pengambilan helai-helai daun malai tersebut yang berada di bagian tengah selebar 5 cm dari tiap malai daun, pohon-pohonnya tumbuh pada petak yang tetap, ambil sehelai daun dari 5-10% jumlah pohon yang tumbuh di lingkungan petak, atau diambil dari paling sedikit 25 pohon.

c. Tanaman Kopi (Coffea arabica)
Bagian tanaman ini yang diperlukan bagi sampel yaitu foliumnya, terutama pasangan daun ketiga atau keempat dari ujung ranting samping (biasa disebut daun pertama atau daun ujung) yang paling sedikit mempunyai panjang, baik yang berbuah atau tidak, 1-2 helai daun ranting samping sebanyak 4 penjuru (mata angin). 

Pengambilan contoh supaya dilakukan dari tanaman-tanaman yang tumbuh dari petak pertanaman yang tetap dan mewakili petak-petak yang lainnya.  Luas petak terpilh sekiar 1 acre atau lebih, atau dapat juga diambil dari tanaman-tanaman yang tumbuh di sepanjang jajaran sebanyak 5-10% jumlah tanaman (jumlah hendaknya tidak kurang dari 25 tanaman).

d. Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis)
Dari tanaman kelapa sawit ini yang diperlukan untuk sampel yaitu 2 helai daun di kiri dan kanan tandan bunga di bagian tengah yang selebar 5 cm dari tiap helai daun.  Tanaman berumur sampai 2 tahun ambilah daun yang kesembilan, berumur 4 tahun atau lebih ambil daun yang ketujuh belas. Pengambilan sampel supaya dilakukan  dari tanaman-tanaman yang tumbuh pada petak yang tetap, ambil sehelai daun dari 5-10% jumlah tanaman di lingkungan petak, sampel hendaknya terkumpul dari paling sediki 25 tanaman.

e. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis)
Dari tanaman ini yang diperlukan untuk sampel yaitu lamina foliaris, terutama dari pohon yang berumur lebih dari 4 tahun diambil 4 helai daun pangkal dari tiap roset setiap pohon, roset yang berasal dari cabang terbawah yang terlindung dari panas matahari, daun hendaknya berumur 10-12 bulan.  Dari tanaman yang berumur 1,5-4 tahun dipilih 4 daun pangkal yang berasal dari roset yang tidak terlindung  sinar matahaari dan aun hendaknya berumur 4-6 bulan. Pengambilan sampel tersebut hendaknya tidak kurang dari 25 batang yang mengikuti pola diagonal.


b. Kondisi Kesuburan Tanah
Seperti kita ketahui bahwa tanah merupakan tempat dimana suatu tanaman tumbuh berdiri tegak, berkembang biak hingga menghasilkan produk, baik berupa buah, daun, bunga, getah dan biji.

Bila melakukan observasi pada suatu daerah, maka akan ditemukan suatu areal tanah yang terlihat tumbuhan/tanaman hijau segar. Sebaliknya pada areal tanah yang lainnya dapat ditemukan tanaman atau tumbuhan yang kering kerontang. Fakta di lapangan tersebut menunjukkan adanya suatu tanah yang mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman/tumbuhan, sehingga tampak hijau segar dengan buah yang banyak. Kondisi tanah ini disebut tanah subur.

Sedangkan fakta yang lainnya menunjukkan adanya suatu tanah yang tidak mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman/tumbuhan, akibatnya pertumbuhan  tanaman/tumbuhan tampak kurus dan tanpa hasil. Kondisi tanah ini disebut tanah tidak subur.

Dari ilustrasi di atas, dapat dinyatakan bahwa tanah dikatakan subur apabila suatu tanah mampu menyediakan faktor-faktor tumbuh yang diperlukan tanaman.

Suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah disebut kesuburan tanah. 

Tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman.

Adapun tujuan pemeliharaan kesuburan tanah adalah untuk menjaga agar keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah.
c. Bentuk Ketersediaan Unsur Hara
Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral atau sering disebut unsur hara esensial.  Unsur hara ini sangat dibutuhkan oleh tanaman dan fungsi dari masing-masing unsur hara tidak dapat digantikan oleh unsur hara yang lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Dari 13 unsur hara yang diserap dari dalam tanah, 6 unsur diantaranya diperlukan tanaman dalam jumlah lebih besar atau disebut unsur makro.  Tujuh unsur lainnya diperlukan tanaman dalam jumlah relatif lebih kecil atau sering disebut unsur mikro.

1) Nitrogen (N)
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+).  Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat karena ion tersebut bermuatan negatif sehinga selalu berada di dalam larutan tanah dan mudah terserap oleh akar.  Karena selalu berada alam larutan tanah maka iion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air.  Sebaliknya ion amonium bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah.  Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation.  Karena bermuatan positif , ion amonium tidak mudah hilang oleh proses pencucian.

Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam tanaman.  Sekitar 40 – 50% kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen.

2) Fospor (P)
Fospor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO42 -, dan PO42 -, atau tergantung dari nilai pH tanah.  Fospor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik.  Keberadaan fospor dalam tanah mineral cukup banyak akan tetapi sebagian besar fospor terikat secara kimia oleh unsur lain sehingga menjadi senyawa yang sukar larut di dalam air.  Mungkin hanya 1% saja fospor yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Ketersediaan fospor di dalam tanah banyak ditentukan oleh pH tanah.  Pada tanah ber-pH rendah, fospor akan bereaksi dengan ion besi dan alumunium.  Reaksi ini membentuk besi fospat atau aluminium fospat yang sukar larut di dalam air sehinga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.  Pada tanah ber-pH tinggi , fospat akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk kalsium fospat yang sifatnya sukar  larut dan tidak apat digunakan oleh tanaman.  Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah, pemupukan fospat tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman.

3) Kalium (K)
Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K-.  Di dalam tanah ion tersebut bersifat sangat dinamis, sehingga sangat mudah tercuci pada anah berpasir dan tanah dengan pH rendah.  Keberadaan kalium di dalam tanah cukup melimpah, tanah mengandung 400 – 650 kg kalium untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm).   Namun sekitar 90 – 98% berbentuk mineral primer yang tidak dapat terserap oleh tanaman.  Sekitar 1 – 10% terjebak dalam koloid tanah karena kaliumnya bermuatan positif.  Bagi tanaman ketersediaan kalium pada posisi ini agak lambat.  Hanya sekitar 1 – 2% terdapat di dalam larutan tanah dan mudah tersedia bagi tanaman.  Kandungan kalium sangat tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat. Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian  kalium oleh air dan erosi tanah. 

Pada tanah berpasir harus dipertimbangkan kalium yang hanyut ke bawah area perakaran, selama musim tanam.  Pencucian akan lebih banyak terjadi jika pH tanah di bawah normal.  Pada tanah berpartikel liat, proses pencucian lebih tertekan dan pupuk kalium yang diberikan dapat bertahan lebih lama di dalam areal perakaran.  Pencucian kalium dapat ditekan  dengan program pengapuran, 

Dalam pemupukan kalium, perhatikan jumlah kalium yang ersedia di dalam tanah (hasil analisis tanah).  Pada tanah ber pH rendah ketersediaan kaliumnya sangat rendah.  Faktor lain yang berpengaruh dalam menghitungjumlah pupuk kalium adalah kapasias tukar kation, jenis tanaman, hasil yang diharapkan, dan persentase kejenuhan basa (hasil analisis tanah).

4) Sulfur (S)
Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk ion sulfat (SO42-) yang tidak banyak terdapat di dalam tanah mineral.  Karena bermuatan negatif, ion sulfat mudah hilsng dari daerah perakaran karena tercuci oleh aliran air.  Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan organik yang telah mengalami dekomposisi, sulfur elemental (bubuk/batu belerang) dari aktivitas vulkanis, dan partikel dari cerobong asap pabrik yang terbawa ke tanah oleh hujan.

Batu belerang di dalam tanah dapat berubah menjadi ion sulfat dalam waktu yang lebih lama, tergantung pada ukuran butirannya.  Cara terbaik untuk memangun cadangan sulfur adala dengan menambahkan bahan orrgnik dan menjaga agar jumlah bahan organik di dalam tanah tetap optimal.  Jika jumlah sulfur organik berkurang diperlukan pupuk dan perlakuan khusus untuk memperbaikinya.  Tanah yang ber-pH rendah mengandung ion sulfat yang rendah.  Selain hlang karena tercuci dan di amil tanaman, ion sulfat dapa hilang akarena menguap ke udara dalam bentuk H2S atau dalam bentuk gas sulfur yang lainnya.  Hal ini dapat terjadi jika tanah terlalu padat atau tergenang air sehinga kadar oksigennya sangat rendah. 

5) Magnesium (Mg) 
Magnesium diserap tanaman dalam bentuk ion magnesium (Mg2+).  Di dalam tanah magnesium berasal dari pelapukan batuan mineral.  Kandungan magnesium pada tanah podsolik merah berkisar pada 0,05%.  Pada tanah di dekat pantai, kandungan magnesiumnya sampai 1,34%.  Karena bermuatan positif ion magnesium dapat terikat pada koloid tanah atao tetap berada di dalam larutan tanah.  Pada tanah ber-pH renah, ketersediaan magnesium juga rendah. Kehilangan magnesium dari dalam tanah disebabkan oleh beberapa paktor, yakni pengambilan oleh tanaman, pemakaian sementara oleh mikroorganisme tanah, dan kehilangan karena hanyut oleh aliran air atau erosi.   Cara paling praktis untuk mengoreksi kekuranan magnesium pada tanah berpH rendah adalah dengan menebarkan kapur dolomit yang mengandungkalsium dan magnesium.  Pada tanah yang ber-pH tinggi diperlukan pupuk dengan kelarutan lebih cepat, misalnya magnesium sulfat.

6) Calsium (Ca)
Kalsium diserap tanaman dalam bentuk ion kalsium (Ca2+).  Dalam tanah kalsium berasal dari mineral primer pementuk tanah, misalnya batu kapur.  Kandungan kalsium dalam tanah berkisar 0,1 – 0,5%.  Karena bermuatan positif, ion kalsium dapat terikat pada koloid tanah sehingga dikatagorikan sebaai kalsium yang tersedia bagi tanaman.  Namun, jika bereaksi dengan ion negatif, menjadi senyawa yang sukar dimanfaatkan oleh tanaman.

7) Seng (Zn)
Seng diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn2+.  seng merupakan bagian dari sistem enzim tanaman.  Fungsi seng cukup penting, antara lain sebagai katalisator dalam pembentukan protein, mengatur pembentukan asam indoleasetik (asam yang berfunsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman), dan berperan aktif dalam transformasi karbohidrat. 

Kekurangan seng dapat terjadi pada tanah yang mengandung kadar phosfat tinggi atau di daerah yang bersuhu rendah, misalnya di daerah pegunungan. keberadaan seng di dalam tanah akan menurun seiring dengan peningkatkan pH.  Pada tanah ber pH 5-6, seng banyak tersedia.  Pada tanah ber pH 6-9, ketersediaan seng semakin menurun dan pada pH di atas 9, seng tidak lagi dapat diserap oleh tanaman.

8) Besi (Fe)
Besi diserap tanaman dalam bentuk ion Fe2+.  Unsur mikro ini sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan klorofil.  Besi berfungsi sebagai aktipator dalam proses biokimia di ddalam tanaman, seperti fotosintesis dan respirasi.  selain itu besi juga sebagai unsur pembentuk beberapa enzym tanaman.  Kekuranan besi di dalam tanah disebabkan oleh kadar Ca, P, atau Mn di dalam tanah yang terlalu tinggi.  Ketersedian besi akan menurun seiring dengan meningkatnya pH tanah.

9) Mangan (Mn) 
Mangan diserap tanaman dalam bentuk ion Mn2+   unsur mikro ini berfungsi sebagai aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses pembongkaran karbohidrat dan metabolisme nitrogen.  Mangan bersama dengan besi membantu terbentuknya sel-sel kloropil.  Ketersediaan mangan di dalam tanah akan menurun seiring dengan meningkatnya pH tanah.  Faktor terpenting dalam mengintrol ketersediaan mangan di dalam tanah adalah pengaturan pH tanah.  Jika pH tanah di bawah 4,5, jumlah mangan yang terlarut sangat banyak, sehingga menjadi racun.  Konsentrasi Mn yang terlalu besar di dalam larutan tanah juga dapat menekan penyerapan besi.  Dengan pengapuran yang tepat, efek buruk dari Mn dapat dihindari. 

10) Tembaga (Cu)
Tembaga diserap tanaman dalam bentuk ion Cu2+ atau ion Cu3+.  Tembaga adalah aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan.  Di alam tanaman, tembaga memiliki beberapa peran, yaitu sebagai katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidra, sebagai salah satu elemendalam proses pementukan vitamin A, dan scara tidak langsungberperan dalam proses pembentukan klorofil. 


11) Boron (B)
Boron diserap tanaman dalam bentuk ion BO32-.  Unsur boron sangat dibutuhkan dalam proses diferensiasi (pementukan) sel sedang tumbuh.  Boron yang larut di dalam larutan tanah mudah hilang karena tecuci.  Kondisi ini terjadi pada tanah masam (pH dibawah 5) di daerah yang bercurah hujan tingi.  Ketersediaan boron paling tingi pada pH tanah 6-7 dan menurun pada anah bertekstur liat yang ber pH 7,5-8,5.  Boron tidak bisa dipindahkan dari satu jaringan ke jaringan lain.

12) Molibdenum (Mo) 
Molibdenum diserap tanaman dalam bentuk ion MoO42-.  Unsur mikro ini berperan dalam penyerapan N, pengikatan (fiksasi) N, asimilasi N, dan secara tidak langsung juga berperan dalam produksi asam amino dan protein.  Unsur ini juga berfungsi sebagai aktifaor beberapa jenis enzim.  Pada tanah berpasir dan tanah ber pH rendah sangat mungkin mengalami kekuanan Mo karena terjadi proses pencucian.  Ketersediaan Mo meningkat seiring dengan peningkatan pH tanah. Sehingga pH tanah adalah faktor terpenting dalam mengontrol ketersediaan Mo.  Kekuranan Mo dapat dikoreksi dengan pengapuran yang tepat.

13) Khlor (Cl)
Khlor diserap tanaman dalam bentuk ion Cl-.  Unsur mikro ini dibutuhkan dalam proses fotosintesis.  Keberadaannya tidak dihasilkan dari metabolisme tanaman.  Funsi khlor berkaitan langsung dengan pengaturan tekanan osmosis di dalam sel tanaman.  Kebutuhan Cl lebih sedikit dibanding dengan unsur mikro yang lain.  Jika di alam tanah terlalu banyak kandungan Cl, tanaman akan keracunan.  Penyerapan NO3-, SO42- juga akan menurun.



d. Peranan Unsur Hara
Salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah unsur hara. Tanaman sangat memerlukan zat makanan (atau hara tanaman) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Ada 16 unsur saja yang diakui secara umum sebagai unsur hara atau unsur ”makanan” bagi tanaman.  Keenam belas unsur adalah sebagai berikut:

N (Nitrogen)
Memacu petumbuhan tanaman secara umum, terutama fase vegetatif, berperan pada pembentukan kloroil, membentuk lemak, protein, dan persenyawaan lain.

P (Fospat)
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar protein (ATP an ADP), membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses pembunaan dan pembuahan, serta memasakan biji dan buah.

K (Kalium)
Memantu pementukan proein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, berperan mementuk antibodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan.

Ca (Kalsium)
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji, serta menguatkan batang, menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.

Mg (Magnesium)
Membantu pembentukan klorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak, berperan penting dalam tranportasi fospat pada tanaman.

Mn (Mangan)
Berperan dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam pembentukan enzim-enzim pada tanaman).
Fe (Besi)
Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan dan pementukan klorofi.

S (Belerang)
Membantu pembentukan bintil akar, pembentukan asam amino,dan pertumbuhan tunas.

Cl (klorida)
Membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.

B (Boron)
Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, mempercepat penyerapan unsur kalium, berperan pada pertumbuhan tanaman, khususnya di bagian yang masih aktif, meningkatkan kualitas produksi.

Cu (Tembaga)
Pendorong poses pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pementukan enzim tanaman.

Zn (Seng)
Pembentukan hormon pada tanaman.

Mo (Molibdenum)
Fungi sama seperti Cu, pengikat nitrogen ebas di udara dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminosae.





e. Identifikasi Pupuk
1) Pupuk sumber Nitrogen
Amoniun Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah dingin dan daerah panas.  Pupuk ini akan membakar tanaman apabila diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung dengan daun.  Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering.  Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan lebih lama.

Amonium Sulfat
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfur, berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.  Reaksi kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar.  Sifat reaksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH rendah.

Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam air. Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

Urea
Pupuk urea memiliki kandungan N yang tinggi yaitu 46%, sehingga sangat higroskopis.  Urea mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia.

2) Pupuk sumber Fosfor
SP-36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.  Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat.  Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar.  Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

Amonium Phosfat
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.  Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut didalam air.  Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.

3) Pupuk Sumber Kalium
Kalium Klorida
Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat higroskopis.  Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak membutuhkanya.

Kalium Sulfat
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam.  Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.

Kalium Nitrat
Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

4) Pupuk sumber unsur makro sekunder
Kapur dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan untuk menaikan pH tanah.  Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.  Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butirannya.  Semakin halus butirannya semakin baik kualitasnya.

Kapur Kalsit
Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk meningkatkan pH tanah.  Warnanya putih dan butirannya halus, mengandung 90-99% Ca.  Bersifat lebih cepat larut di dalam air.

Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)
Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk butiran dan berwarna kuning.  Bersifat sukar larut dalam air.

Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk berwarna putih.  Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg.  Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang tingi.

Bubuk Belerang
Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%.   Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. 

5) Pupuksumber unsur mikro
Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis.  Kedua bentuk ini bersifat mudah larut di dalam air.  Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam anorganik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan sulfat.  Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun.  Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat. Berbagai garam anorganik dan kandungan unsur hara mikro disajikan pada Tabel.

  Tabel 2. Jenis Garam Anorganik  dan Kandungan Unsur Hara Mikro
Jenis Garam Anorganik Kandungan Unsur Hara Persentase
Borax granular
Tembaga sulfat
Besi sulfat
Manganous sulat
Amonium moliat
Seng sulfat B
Cu
Fe
Mn
Mo
Zn
11,3
25,0
31,4
24,6
54,3
36,4

Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat.  Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakkan koloid tanah.  Unsur hara mikro yang tersedia  dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.  Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk di atas unsur hara mikro juga disediakan oleh berbagai pupuk majemuk yang banyak beredar di pasaran.

f. Perhitungan Kebutuhan Pupuk
Agar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan.  Berikut contoh penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan. 

Menghitung kebutuhan pupuk per hektar
Misalnya kita menganggap lahan yang akan kita tanami membutuhkan unsur hara N, P dan K. Dari percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang optimal direkomendasikan untuk diberikan pemupukan dengan dosis 60 kg N, 30 kg P2O5 dan 40 kg K2O. Bila pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), ES (18% P2O5) dan KCl (60% K2O)
Perhitungannya :
ZA =  60 /21x 100 = 286 kg/ha
ES =  30 /18 x 100 = 167 kg/ha
KCl              =  40 /60 x 100 =   67 kg/ha

Menghitung Kebutuhan Pupuk untuk luas Tertentu
Sebidang lahan pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis  per hektar 120 kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45% N), TSP (46% P2O5) dan ZK (50% K2O)
Perhitungannya  :
Urea  = 750/10.000 x 120/45 x 100 kg = 20 kg
TSP   = 750/10.000 x 45/46 x 100 kg   = 7,3 kg
ZK     = 750/10.000 x 50/50 x 100 kg   = 7,5 kg

Menghitung Kebutuhan Pupuk Bila Yang   Tersedia  Pupuk Majemuk dan Pupuk Tunggal
Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan 90 kg N dan 20 kg P2O5
Pupuk yang tersedia adalah Complesal 20-20-0 dan Urea
Berapakah masing-masing pupuk yang harus disediakan?

Perhitungnnya :
Dosis per hektar : 90 kg N + 20 P2O5
Penuhi dengan Complesal 20-20-0 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5 dan sisanya sebanyak 70 kg dengan Urea
Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah 100 kg Complesal 20-20-0 yang mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5
Pupuk Urea sebanyak 70/45 x 100kg = 155 kg

g. Defisiensi unsur hara
Pada tanaman budidaya sering kita lihat ada tanaman yang pertumbuhannya tidak normalyaitu tanaman kerdil, warna daun berubah dan kematian organ tanaman seperti daun, bunga dan buah yang ditandai dengan kerontokan.  Apabila tidak ada organisme lain yang menyebabkan gangguan atau kelainan pertumbuhan tersebut, maka kelainan pertumbuhan itu dapat disebabkan adanya kekurangan/kelebihan salah satu atau beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman.  Berikut adalah kelainan tumbuhan dan gejala-gejala kekurangan unsur hara.

Gejala Defisiensi Unsur N (Nitrogen)
Tiap daun tua dari tanaman yang menderita kekurangan N seluruhya tampak berubah warna menjadi hijau muda, selanjutnya mengunin, jaringan-jaringannya mati, kering berwarna coklat, tanamannya kerdil, perkembangan buah tidak sempurna, kecil-kecil cepat matang.

Gejala Defisiensi Unsur P (Fospat)
Tiap daun tua seluruhnya berwarna hijau yang lebih hijau dari biasanya dan sering tampak mengkilat kemerah-merahan. Tangkai daun kelihatan lancip-lancip (meruncing), daun yang tua kadang-kadang berubah chlorotis (kuning-kuning).  Pembentukan buah jelek, dan pertumbuhan tanaman kerdil.

Gejala Defisiensi Unsur K (Kalium)
Terdapatnya kelainan pada setiap daun tua setempat demi setempat, jadi setiap daun tidak menyeluruh, mula-mula daun mengkerut dan mengkilap, kemudian pada ujung daun dan tepi-tepinya kelihatan chlorose menjalar diantara tulang daun, selanjutnya bercak merah sering jatug dan daun kelihatan bergerigi.  Pada tanaman teh tepi daun berwarna yuasa gak kehijauan, terkadan daun ini berjatuhan, tampaknya tanaman itu brtdaun jarang.  Pada kelapa buahnya cepat berguguran

Gejala Defisiensi Unsur Ca (Kalsium)
Kelainan pada pemulanya tampak pada daun-daun muda secara setempat demi setempat diujung serta tepinya mengalami chlorose, menjalardiantara tulang-tulang daun kuncup-kuncup yang tumbuh mati atau jika ada daun yang tumbuh warnanya berubah.


Gejala Defisiensi Unsur Mg (Magnesium)
Kelainan tampak pada daun-daun tua, chlorose mulai tampak menjalar pada tulang-tulang daun, warna daun beruah menjadi coklat sedankan tulan daun tetap hijau, daun tampak lemah.  Pembakaran oleh sinar matahari mudah terjadi karena daun tidak berlapiskan lilin. Pada tanaman yang menghasilkan biji akan menghasilkan biji yang lemah.

Gejala Defisiensi Unsur Mn (Mangan)
Kelainan tampak pada daun-daun muda, daun sering terlihat warna kekuningan atau merah dan di beberapa tempat jaringan daunnya mati.  Clorose berlangsung di antara tulan daun, warna dari kuning dapat berubah menjaadi putih, tempat-tempat yang chlorose ini mati, tetapi tulang-tulang daun tetap berwarna hijau.  Pementukan biji tidak bagus.

Gejala Defisiensi Unsur Fe (Besi)
Gejala awal terjadi pada daun-daun muda. Pada permulaannya chlorose terjadi di antara tulang-tulang daun, warna daun berubah menjadi kuning sampai putih kemudian berguguran, akhirna tanaman mati mulai dari pucuk.

Gejala Defisiensi Unsur S (Belerang)
Kelainan tampak pada daun-daun muda, warna daun menjadi hijau muda, mengkilat agak keputihan lalu berunah menjadi kuning hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.

Gejala Defisiensi Unsur Cl (Klorida)
Kelainan tampak pada daun yang menjadi keriput.  Produktifitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.

Gejala Defisiensi Unsur B (Boron)
Kelainan terjadi pada daun-daun muda.  Chlorose dimlai dari bagian bawah daun muda kemudian menjalar sampai ke bagian tepi daun, selanjutnya daun mati.  Daun yang baru muncul keadaannya kecil, kuncup mati.

Gejala Defisiensi Unsur Cu (Tembaga)
Kelainan tampak pada daun-daun muda.  Ujung daun tampak layu sedangkan jaringan daun tidak mati.  Pada daun-daun muda kadang mengalami chlorose.

Gejala Defisiensi Unsur Zn (Seng)
Kelainan tampak pada daun-daun tua. Daun berwarna kekuningan atau kemerahan.  Daun dapat berlubang, mengering lal mati.

Gejala Defisiensi Unsur Mo (Molibdenum)
Gejala tampak pada pertumbuhan tanaman tidak normal, warna daun brubah, daun keriput, mengering lalu mati pucuk.  Pertumbuhan tanaman terhenti lalu mati.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 SOAL PILGAN DAN JAWABAN MATERI PANEN DAN PASCA PANEN

Pemanis SOAL DAN JAWABAN MATERI PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PERKEBUNAN 1) Dibawah ini, yang tidak termasuk pertimbangan cara pengangkutan adalah...... a)karakteristik hasil panen b)pengaruh iklim atau cuaca c)kesesuaian alat pengangkutan d)sarana jalan e)pengawasan mutu hasil panen 2) Tanaman perkebunan yang pengolahannnya melalui proses fermentasi adalah..... a)sawit b)tebu c)kakao d)karet e)kopi 3) Hasil tanaman perkebunan masing-masing komoditas memiliki karakteristik tersendiri, tanaman yang harus segera diolah setelah dipanen adalah.... a)kelapa sawit b)kopi c)kakao d)lada e)kelapa 4) Kegiatan penanaman produk hasil perkebunan sejak pemanenan hingga siap menjadi bahan baku dimana didalamnya juga  termasuk distribusi merupakan pengertian dari..... a)panen b)pasca panen c)pengangkutan d)pemasaran e)pemeliharaan 5) Alang-alang adlah gulma yang sangat berbahaya dan harus segera dikendalikan.Pengendalian alan

8 SOAL ESSAY DAN JAWABAN PEMETAAN TENTANG THEODOLIT

Pemanis SOAL DAN JAWABAN PEMETAAN MATERI THEODOLIT Jelaskan definisi dari theodolit? Apa perbedaan antara alat ukur theodolit dengan waterpass? Apa yang dimaksud dengan pengukuran horizontal? Sebutkan dan jelaskan macam-macam theodolit menurut prinsip kerjanya? Menurut tingkat ketelitian, ada beberapa jenis theodolit, sebutkan! Theodolit digital terbagi atas tiga macam.Bagian bawah dari theodolit digital terdiri atas? Jelaskan cara setting optis dari theodolit digital? Bagian-bagian theodolit terdiri atas bagian dan fungsi, sebutkan dan jelaskan! JAWAB 1) Theodolit adalah slah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar maupun sudut tegak. 2) Perbedaan alat ukur theodolit dengan waterpass ialah pada sudut yang dimiliki, kalau theodolit memiliki sudut tegak dan sudut mendatar sedangkan waterpass hanya memiliki sudut mendatar saja. 3) Pengukuran horizontal ialah kumpulan titik-tiitik yang telah diketahui atau diten

10 Soal Essay Materi Logika dan Algoritma

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Yoo welcome back to my blog gass ..kali ini saya akan meng-share artikel soal tentang logika dan algoritma cuss ... 1. Apakah yang dimaksud dengan algoritma?  2. Apa perbedaan antara algoritma dan program?  3. Suatu algoritma terdiri dari tiga struktur dasar, yaitu runtunan, pemilihan, dan perulangan.  Jelaskan masing-masing!  4. Apa perbedaan antara program dan bahasa pemrograman?  5. Buatlah algoritma menulis dan mengirimkan surat!  6. Buatlah algoritma mengambil uang di ATM!  7. Buatlah algoritma membuat kopi yang rasa manis dan pahitnya pas menurut anda!  8. Buatlah algoritma untuk menghitung luas segitiga!  9. Buatlahalgoritma untuk proses aktivitas dari pagi sampai malam!  10. Buatlah algoritma mengurutkan 3 bilangan acak! Sekian Terima Kasih