MATERI : KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) TANAMAN PERKEBUNAN
7. Pengenalan Bahaya Pada Areal Kerja
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja di perusahaaan/industry/perkebunan, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama yaitu :
1). Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan
b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan
c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan
d. Bergurau dalam bekerja dsb.
2). Keadaan tidak aman dari lingkungan
a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan
b. Konstruksi kurang aman
c. Bising dan alat-alat kerja yang rusak atau kurang baik
d. Lingkungan yang tidak aman bagi manusia seperti becek, licin, ventilasi ruangan yang kurang baik, bising atau suara-suara keras, suhu dalam ruangan panas, tata ruangan kotor/kebersihan kurang terjaga.
8. Penerapan SOP K3LH
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta upaya dalam peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan dari suatu organisasi perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa maka diperlukan adanya Standat Operating Procedure (SOP) atau Prisedur Operasi Standar.
Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat relative mudah rusak, baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat pengaruh faktor internal yaitubahwa secara alamiah produk pertanian atau perkebunan bersifat biologis, sehingga pada proses penanganan sejak di kebun/lahan sampai dengan dipanen terjadi proses metabolism secara terus menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur penanganan atau operasi kerja terstandar agar produk tidak rusak atau terjadi penurunsn kualitas.
Demikian pula pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan kualitasproduk. Misalnya pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologis tanaman yang diusahakan sehingga dapat menyebabkan kematian atau gagal panen. Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani dengan baik misalnya suhu dan kelembaban tinggi dalam ruangan pasca panen maka akan terjadi kerusakan karena infeksi fungi atau jamur.
Dengan memperhatikan fenomena yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja yang tidak baik, maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan cara-cara kerja yang berpedoman pada standar. Penanganan proses produksi di kebun harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar yang dikenal dengan istilah GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP).
Perusahaan besar perkebunan biasanya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi kerja. Pedoman kerja atau prosedur operasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil di pabrik.
SOP atau SOP merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya member penjelasan bagaimana suatu proses pekerjaan yang seharusnya dijalankan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat dicapai hasil yang beekualitas.
Berikut contoh SOP Budidaya Tanaman dan SOP Pasca panen.
a). SOP budidaya tanaman perkebunan secara prinsip mencakup uraian tahapan pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan :
1). Proses budidaya tanaman
a. Penyiapan lahan
b. Pembibitan tanaman
c. Penanaman tanaman
d. Pemeliharaan tanaman
d. Pemanenan
2). Standarisasi
3). Sarana budidaya tanaman
4). Pelestarian lingkungan
5). Pengawasan
b. SOP Pekerjaan pasca panen meliputi :
1). Proses penanganan pasca panen
2). Standarisasi
3). Sarana pasca panen
4). Pelestarian lingkungan
5). Pengawasan
c. SOP Pasca panen Kakao
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II. Pengertian
III. Proses Penangangan pasca panen Kakao
A. Diagram alir/alur proses
B. Panen
C. Sortasi buah
D. Pemeraman atau penyimpanan buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi
G. Perendaman dan pencucian
H. Pengeringan biji
I. Sortasi dan pengkelasan bji kering
J. Pengemasan dan penyimpanan biji
IV. Standarisasi
V. Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen Kakao
VI. Pelestarian Lingkungan.
VII. Pengawasan
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP Pasca Panen Kakao adalah :
1). Mempertahankan dan meningkatkan mutu biji kakao
2). Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao
3). Memudahkan dalam pengangkutan hasil kakao
4). Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao
5). Meningkatkan daya saing hasil kakao
6). Meningkatkan nilai tambah hasil kakao
Komentar
Posting Komentar