MATERI : KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) TANAMAN PERKEBUNAN
9. Melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat sementara (relative singkat). Misalnya kecelakaan, kebakaran dsb. Dalam kondisi berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak terlalu lama, maka sangat diperlukan prosedur untuk mengatasinya.
1). Penanganan kondisi darurat di lapangan (pertolongan pertama pada kecelakaan)
Banyak resiko pekerjaan yang dapat terjadi di lapangan, yang dihadapi oleh pekerja dalam bidang pertanian, khususnya perkebunan. Seperti : digigit serangga atau binatang berbisa, keracunan bahan kimia/pestisida dan lain-lain. Ditambah lagi dengan lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman dan sarana kesehatan maka perlu dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Hal ini berarti :
a). Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda
b). Pertolongan pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit bukan menambah sakit korban.
2). Prosedur penanganan darurat berdasarkan standar perusahaan dan persyaratan kerja
Bagi perusahaan perkebunan besar, biasanya dalam penanganan kondisi darurat menggunakan prosedur sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh semua pihak antara lain :
a). Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja secara sistematis yang mungkin timbul dari pekerjaan di bidang pertanian/perkebunan
b). Identifikasi meliputi potensi bahaya dan resiko yang nyata dan potensi timbulnya kecelakaan kerja dan situasi darurat
c). Untuk masing-masing kegiatan dan tugas harus dilakukan evaluasi resiko. Setiap resiko harus diidentifikasi dan dicatat
d). Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan pengaruh dari potensi bahaya yang teridentifikasi dengan memperhatikan frekuensi kecelakaan yang sering terjadi
e). Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin dan melaksanakan tindakan pencegahan yang yang sesuai
f). Para manajer, penyelia dan pekerja harus terlibat dalam identifikasi resiko dan pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan , dan lingkungan kerja.
Beberapa contoh kasus dan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (Pasmajaya, 2008) sebagai berikut :
a). Pingsan atau hilangnya kesadaran sementara karena otak kehilangan oksigen, lapar , terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi, anemia.
Gejala Penanganan
- Perasaan limbung
- Pandangan berkunang – kunang
- Telinga berdenging
- Nafas tidak teratur
- Muka pucat
- Biji mata melebar
- Lemas
- Keringat dingin
- Menguap berlebihan
- Tidak respon ( beberapa menit )
- Denyut nadi lambat - Baringkan korban dalam posisi terteltang
- Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
- Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernapasan
- Beri udara segar
- Periksa kemungkinan cedera lain
- Selimuti korban
- Korban di istirahatkan beberapa saat
- Bila tidak sadar periksa nafas dan nadi
- Posisi stabil kemudian rujuk ke instansi kesehatan
b). dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk.dehidrasi disebabkan karena kurang minum, dan kehilangan banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan
Gejala Penanganan
Gejala dehidrasi ringan
- Kekurangan cairan 5% dari berat badan
- Penderita merasa haus
- Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit
Gejala dehidrasi sedang
- Kekurangan cairan antara 5-10% dari berat badan
- Denyut nadi lebih dari 90 kali per menit
- Nadi lemah
- Sangat haus
Gejala dehidrasi berat
- Defisit cairan lebih dari 10% berat badan
- Hipotensi
- Mata cekung
- Nadi sangat lemah sampai tidak kerasa
- Kejang- kejang - Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
- Mengganti elektrolit yang lemah
- Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
- Memberantas penyebabnya
- Rutinitas minum jangan tunggu haus
c). Asma yaitu penyempitan / gangguan saluran pernapasan
Gejala Penanganan
- Sukar bicara tanpa henti, untuk menarik napas
- Terdengar suara napas tambahan
- Otot bantu napaf terlihat menonjol di leher
- Irama nafas tidak teratur
- Terjadinya perubahan warna kulit merah/pucat/kebiruan/sianosis
- Kesadaran menurun ( gelisah atau meracau )
- Tenangkan korban
- Bawa ketempat yang luas dan sejuk
- Posisikan setengah duduk
- Atur nafas
- Beri bantuan oksigen bila perlu
d). memar yaitu pendarahan yang terjadi dibawah lapisan kulit akibat benturan keras
Gejala
penanganan
- Warna kebiruan/merah pada kulit
- Nyeri jika ditekan
- Kadang disertai bengkak - Kompres es dingin
- Balut tekan
- Tinggikan bagian luka
e). Luka yaitu suatu keadaan terputusnya jaringan secara tiba tiba karena kekerasan/injury
Gejala Penanganan
- Terbukanya kulit
- Pendarahan
- Rasa nyeri - Bersihkan luka dengan anti septic (alcohol/boor water)
- Tutup luka dengan plester/kasa
- Balut tekan jika pendarahan besar
- Jika hanya lecet biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
f). Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda – benda yang menghasilkan panas ( api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar
Gejala penanganan
- Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
- Perhatikan keadaan umum penderita
- Pendinginan yaitu dilakukan dengan membuka pakaian penderita.
- Kemudian merendam dalam air atau air mengalir selama 20-30 menit
- Untuk wajah cukup dikompres air - Luka ditutup dengan perban atau kain bersih yang kering dan tidak melekat pada luka
- Penderita dikerudungi kain putih
- Luka jangan diberi zat yang tidak larut dalam air contoh mentega , kecap
- Khusus luka bakar didaerah wajah posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh
g). Gigitan ular
Gejala Penanganan
- Hematotoksin ( keracunan dalam )
- Neurotofsin ( bisa/racun menyerang sistem syaraf )
- Histaminic ( bsa menyebabkan alergi pada korban ) - Terlentangkan / baringkan penderitan dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung
- Tenangkan penderita agar penjalaran bisa / racun ular tidak semakin cepat
- Cegah penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
- Lakukan kompres es usahakan agar penderita setenang mungkin
- Bila memungkinkan berikan suntikan anti bisa ( anti venin )
- Perbaikan seirkulasi darah
Seorang pekerja dalam memberikan pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban.bentuk bantuan evekuasi korban yaitu merupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama untuk memindahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman agar mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip kerja evakuasi adalah :
1. dilakukan jika mutlak perlu
2. menggunakan teknik yang baik dan benar
3. penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangant untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar bahkan kematian.
Alat Pengangkutan
Untuk melaksanakan proses evakuasi korban ada beberapa cara atau alat bantu namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi ( medan , kondisi korban , ketersediaan alat. ) ada 2 macam alat pengangkutan yaitu :
1. manusia
Evakuasi dilakukan dengan cara :
• Dipondong
• Digendong
• Dipapah
• Dipanggul
• Merayap posisi miring
2. alat bantu evakuasi
O Tandu permanen
O tandu darurat
O ponco
O Tali/webbing
Komentar
Posting Komentar